Horison

Horison

Senin, 02 April 2012

Diving di Pantai Tulamben Part II

Melanjutkan cerita petualangan kami yang terputus kemarin karena kesibukan he he he setelah kami tiba di lokasi penyelaman ke dua alias tempat tenggelamnya USS Liberty, yang relatif dekat dari tepi pantai. Sebagai catatan diving di Tulamben tidak perlu naik kapal dahulu ke diving-diving sites nya melainkan cukup dari pinggir pantai. Asik kan. Pertama-tama yang dilakukan adalah pengcekan peralatan selam, tekanan tabung selam dan teknik komunikasi untuk penyegaran saja setelah itu kita mulai turun ke kedalaman laut untuk melihat karang-karang, school fish (tuhh ikan yang banyak bergerombol, soalnya gak tau istilahnya) dan beranekaragam mahluk laut lainnya. 

Kondisi air yang jernih menyebabkan visibility maksimum tidak ada lumpur selain itu arus bawah nya juga hampir tidak ada. Perlahan kami mendekati USS Liberty yang kalau dilihat seperti onggokan karang raksasa namun bila di liat lebih detail terlihat bentuknya. Badan kapal sudah ditumbuhi berbagai jenis karang maupun tambahan laut dan telah menjadi rumah tinggal untuk berbagai macam ikan. Ikan-ikan yang ada disekitar kami juga cukup jinak mungkin karena sudah sering melihat penyelam sehingga cenderung berada disekitar kami. Apalagi instruktur membawa makanan ikan buat menarik ikan sehingga dalam waktu singkat ikan-ikan besar-kecil langsung mengelilingi kami dengan memakan umpan langsung dari tangan kami. 

Sesudah sesi makan siang dengan ikan selesai maka kami melanjutkan mengelilingi dan berfoto dengan latar belakang USS Liberty dan berfoto di dasar laut, sungguh pengalaman yang tidak ada adua. Apalagi sang instuktur menunjuk dengan bahasa isyarat ke arah atas reruntuhan kapal ada ikan Mola-Mola yang besar sekali. Benar-benar luar bisa, ikan yang biasanya hanya kita liat di televisi lewatprogram national geographic atau discoveries bisa kita liat langsung dengan mata kepala sendiri. Tidak terasa waktu 45 menit sudah selesai dan cadangan oksigen di tabung selam kami mulai menipis, saat nya naik kedarat. Tapi sebelumnya instruktur membawa kami ke karang di sekitar reruntuhan kapal untuk melihat sesuatu, ternyata yang ditunjukkan adalah belut murray yang berukuran kurang lebih 1 meter panjangnya tapi Ybs tampaknya malu-malu bersembunyi disarangnya sehingga hanya keliatan kepalanya saja. Hanya 2 kata untuk menggambarkan kondisi ini yakni Luar Biasa!

Mengingat cadangan oksigen yang kian menipis maka secara perlahan kita naik kepermukaan,  karena bila langsung mengapung maka ada resiko dekompresi atau kalau kedalaman masih 11 meter paling sedikit telinga sakit he he he. Namun terlepas dari hal itu rasanya saat muncul di permukaan rasanya campur aduk senang, gembira, lega karena bisa bernapas dengan hidung lagi. Sama rasa bangga bisa menyelam walaupun masih harus didampingi oleh instruktur. Pelan-pelan kita berenang menuju pantai dan beristirahat dipinggir pantai sambil melihat pemadangan dan menikmati angin pantai tulamben yang segar karena jauh dari keramaian.

After all diving bener-benr menarik dan menantang dan yang pasti akan saya coba lagi di diving sites lainnya. Walaupun harga sekali diving cukup mahal yakni kl Rp.450.000 tergantung lama penyelaman, namun patut di coba. Alasan utama saya mencoba diving karena mumpung usia masih cukup muda (alias faktor "U"), masih punya keberanian untuk mencoba (faktor "B" alias Bondo Nekat), faktor "D" alias ada duit sedikit buat mencoba hal-hal baru serta Saya Cinta Air makanya mencoba diving. Kalau mau latihan dulu sih bisa banyak tempat yang menyediakan pelatihan diving di kota-kota besar termasuk sertifikasinya namun biaya yang ditawarkan lumayan mahal sih buat kantong saya. Lagian di tempat diving selalu ada instruktur yang mendampingi kita setiap saat jadi diving tidak harus kita memiliki sertifikasi, kecuali diving sites itu mensyaratkan harus menggunakan sertifikasi. Ohh iya sebelum saya lupa tetapi kalau anda punya sertifikat maka harga operator dive nya jadi lebih murah yakni dikisarana Rp. 250 rb sd Rp. 350 rb.

Itu sekelumit cerita saya tentang pengalaman diving saya di pantai Tulamben, Bali siapa tahu menginspirasi pembaca untuk mencoba adrenaline rush saat diving. Ohh satu lagi minggu ini tepatnya liburan Paskah ini kami merencanakan untuk diving lagi di Benoa. Cerita menyusul ya para pembaca.......................

Daftar link yang mungkin berguna :
1. www.divetulamben.com
2. www.scubadivingsurabaya.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar