Horison

Horison

Kamis, 10 November 2016

Why Trump?



Euphoria politik bangsa Amerika masih terasa setelah pemilu presiden nya yang keras dan ganas, dengan berbagai caci maki, saling hujat dan berbagai aib serta skandal yang di tujukan ke masing-masing calon. Bahkan setelah pemilihan dan ditentukan pemenang kelihatannya suasananya masih panas baik di Amerika sendiri maupun negara lain yang masih terkejut dengan pilihan orang Amerika. Yes, dia adalah Donald J. Trump. 

Saya tertarik dengan fenomena Donal Trump karena Ybs adalah sosok yang kontroversial, kenapa kontroversial selain dia murni pengusaha atau lebih tepatnya konglomerat yang terjun ke politik, beberapa kali perusahaanya bangkrut, kawin cerai, serta berbicaranya ceplas ceplos seenaknya, namun ternyata menjadi pemenang pemilu padahal hampir diseluruh bagian dunia dia tidak di unggulkan. Ini benar-benar fenomenal, bukan media darling, dibenci partai pendukungnya dan pemerintah namun memenangkan kursi kepresidenan dengan selisih jauh dari rivalnya.

Donal Trump, mungkin pembaca pertama kali tahu tentang Mr Trump ini dari acara yang pernah ditayangkan di salah satu TV Swasta di Indonesia yaitu The Aprentice, dimana ada beberapa peserta yang bersaing untuk menjadi pegawai aras menengah perusahaan Mr Trump. Penampakannya dulu sangat Amerika, jas keren, potongan rambutnya khas, gaya bicara tegas blak-blakan, dan kata-kata sakti nya : You’re Fired!!! Nah ini yang menjadi salah satu alasan saya tertarik membahas Mr yang satu ini.

Selama kampanye yang berdarah-darah yang kita baca di koran, di internet dan media lain, nampak sekali Mr Trump di hujat baik dengan kasus-kasus pelecehan atau karena gaya bicaranya yang ceplas ceplos itu. Hingga pada kesimpulan orang ini ga akan menang. Tapi tunggu dulu selama saya amati Mr Trump di serang kanan kiri dan dibenci media tetap keukeuh alias cuek bebek, seperti pribahasa biarlah anjing mengonggong, namun kafilah tetap berlalu, ga ngaruh choy katanya. Namun dari semua hujatan tersebut ada yang mungkin luput dari perhatian yaitu motto kampanye Mr Trump “Make America Great Again” mungkin bagi sebagain orang motonya biasa saja tapi untuk yang memiliki rasa nasionalisme atau mungkin chauvinisme(?) bikin merinding dangdut nih kayak gini.

“Make America Great Again” semboyan sederhana tapi mengena, siapa sih yang ingin negaranya jadi pariah di kalangan internasional, sapa sih yang ingin negaranya kalah dari negara lain, apalagi Amerika sebagai pemenang perang dingin, pasti ingin tetap jadi super power. Nah ini bagian kampanye brilian Om Trump, dengan berbagai isu seperti, terorisme, islamophobia, imigran, pajak, kesehatan dll dst berusaha melawan segala kampanye pesaing nya yang notabene dianggap sebagai penjelmaan dari pemerintah, sementara rakyat merasa kecewa terhadap pemerintah. Kartu truf ini yang dimainkan Mr Trump sampai detik terakhir, yang menjadi kemenangan Mr Trump.

Pesaingnya lupa Amerika negara yang besar seperti Indonesia punya pedesaan, dimana penduduknya tidak terlalu tinggi pendidikannya tetapi mengerti kalau yang mereka butuhkan adalah pekerjaan dan uang untuk bertahan hidup, bukan sekedar omongan politik saja. Dan mereka bisa merasa mendapatkannya karena Mr Trump sendiri seorang pengusaha yang pasti menghitung untung rugi dan pasti mengerti uang adalah alat pengungkit kehidupan. Selain itu isu immigran dan isu ekonomi yang dimainkan dengan baik, dimana dengan tingkat pengangguran tercatat 4.9% membuat pengusiran immigran menjadi janji surga bagi para pemilihnya. Belum lagi issue nasionalisme yang diusung oleh Mr Trump, dimana yang dihembuskan bahwa Amerika atau tepatnya rakyat Amerika adalah korban globalisasi yang menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan akibat pekerja asing, perusahaan asing, peralihan modal keluar negeri yang secara langsung berdampak pada pendapatan per kapita penduduk. Issue ini yang dimainkan dengan baik oleh Mr Trump, apalagi didukung dengan janji pekerjaan untuk setiap warga Amerika dan makanan untuk semuanya. Inilah kampanye yang mengena di tingkat grass root, kampanye yang menyetuh langsung permasalahan hidup mereka : pekerjaan, makanan dan harga diri. 

Sayangnya kampanye ini menjadi negative di kalangan negara lain yang berbeda ras dan kepercayaan apalagi beberapa rencananya jelas-jelas membuat membuat Amerika keliatan rasis pelarangan orang islam masuk Amerika, pembangunan tembok Mexico, tarif import naik dll dst sehingga mendapat tanggapan dari berbagai negara lain baik postif maupun negatif.  Sekali lagi bravo Mr Trump yang senang membuat kejutan dan membuat orang lain terkejut.

Siapapun presiden Amerika tidak jadi soal buat saya, karena tidak ada hubungan dengan hidup saya, tapi melihat fenomena yang dibuat Donald Trump membuat saya geleng-geleng kepala, ini dia baru luar biasa, bisa sukses mengejutkan dunia walaupun dengan berbagai kontroversi yang ada.  


#penulis adalah pengamat internet yag hobby jalan-jalan, menulis artikel ini karena kehabisan memo disposisi untuk dikerjakan............................