Horison

Horison

Rabu, 20 Juni 2012

Petualangan di Baluran

Masih bersambung dengan tulisan sebelumya yakni African Van Java mengenai apa dan bagaimana Taman Nasional Baluran, tulisan ini bercerita petualangan saya berikutnya di Taman Nasional Baluran alias african van java. Acara jalan-jalan bersama teman-teman dekat ini sudah di planning dari jauh-jauh hari mengingat transportasi yang terbatas, dana yang minim serta mencari lowongnya kegiatan kantor. Akhirnya setelah berkali-kali membahas rencana jalan-jalan akhir minggu disepakati untuk mengunjungi Taman Nasional Baluran terutama pantai Bama. Kenapa kita memilih taman nasional ini karena lokasinya dekat dan menurut hasil browsing di internet ada pantai yang bisa digunakan untuk snorkeling dan diving. Maklum grup kita ini suka dengan olahraga laut seperti snorkeling dan diving.

Akhirnya dipilih waktu keberangkatan hari sabtu pagi dari Jember, kali ini saya ikut karena penasaran dengan namanya taman nasional Baluran dan pantai Bama yang di internet keliatan bagus he he he. Akhirnya jam 09.00 kita berangkat dari jember dengan menggunakan 2 kendaraan sewa menuju Situbondo dengan sebelumnya mampir dahulu di Situbondo untuk menjemput 2 orang teman lainnya. Perjalanan total ditempuh selama kurang lebih 2 jam dari Jember hingga ke depan pintu masuk Taman Nasional. Dipintu masuk kita mendapat penawaran untuk menggunakan mobil dari pihak taman nasional, namun karena sudah membawa mobil sendiri maka tawaran menggunakan mobil tersebut kita tolak (benernya sih karena harus bayar lagi sih he he he). Untuk masuk ke  Baluran maka para pengunjung ditarik karcis masuk Rp. 2.500,- per kepala dan untuk kendaraan roda empat dikenakan Rp. 6.000,-

Masuk ke Baluran pertama kali di hadapkan jalan makadam walaupun masih bisa dilalui kendaraan roda empat jenis Innova maupun Sedan! Langsung dihadapkan dengan pemandangan hutan di kiri kanan jalan, kalau kita awas mengamati pemandangan banyak jenis-jenis burung bahkan ayam hutam yang bisa dilihat sepanjang jalan. Terkadang dipinggir jalan terdapat kubangan tempat binatang berkubang walau cuma kubangannya saja. Menjelang memasuki savana nampak burung merak di pinggir jalan memamerkan bulunya kemarin yang terlihat 4 ekor burung merak. Tidak terasa kl 12 km memasuki savana walaupun jalannya makadam tetapi tidak terasa karena pemandangan yang indah. Savana Bekol pemandangannya seperti di Afrika dengan padang rumput yang luas dan pohon-pohon palem raksasa, sayangnya tidak ada Singa-nya. Yang ada cuma rusa dan gerombolan kera abu-abu sepanjang jalan di savana itu. Kita sempat turun dan foto-foto dengan latar belakang gunung Baluran, serasa foto di afrika.

Melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama yakni pantai Bama yang jaraknya kurang lebih 15 km dari pintu masuk taman nasional, masih disuguhi pemandangan padang rumput dan pohon-pohonan sayangnya si banteng yang terkenal tidak muncul sama sekali. Akhirnya kita pun sampai di pantai Bama mengingat kita bermalam maka kita segera menurunkan barang-barang di wisma tamu. Ada 3 wisma tamu disana dan kita menyewa 2 diantaranya. Sayang wisma tamu ini kurang terawat padahal menurut gambar di brosur seperti hotel bintang 3. Tetapi tidak apalah yang saya cari disini bukan fasilitas tetapi petualangannya. Selesai beberes kita langsung menuju ke pantai di depan wisma, apa yang terjadi??? Air lautnya ternyata sedang surut dan dipantai banyak sekali monyet yang sedang mencari makan di pantai. Entah mereka makan apa. 


Kepalang basash akhirnya kita menjelajah pantai yang surut, ternyata pantai tersebut di lapisi sejenis rumput di pasirnya tetapi bukan rumput laut melainkan seperti rumput gajah di tanah lapang. Ternyata menarik juga menyusuri laut yang surut, banyak binatang laut seperti teripang, bintang laut, siput laut, kerang-kerang, duri babi, ikan-ikan kecil dll. Harus berhati-hati berjalan disana karena duri babinya tersembunyi di rerumputan, disarankan walaupun menarik berjalan dengan telanjang kaki tetapi saran saya sebaiknya tetap memakai sandal untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena teman saya namanya arie ttidak sengaja menginjak duri babi beberapa saat setelah dibilang harus berhati hati he he he he.

Gara-gara kejadian itu kita menghentikan eksplorasi pantai Bama dan segera bergegas ke pantai untuk mengobati duri babi itu. Padahal rencanaya tuh duri-duri babi itu mau kita kumpulkan buat acara api unggun untuk dimakan bagian dalamnya karena terinspirasi acara di TV yang menunjukkan duri babi bisa dimakan. Gagal deh menikmati duri babi. Akhirnya teman saya si Arie memberisihkan  lukanya dan mencari cara mengobati, sepengetahuan saya duri babi bisa disembuhkan dengan memberikan air seni pada lukanya agar duri-durinya keluar, setelah ditanyakan pada penjaga wisma, ybs menyatakan hal yang sama. Akhirnya dengan sukarela salah satu teman namanya Tyaz menyumbangkan air seni nya untuk pengobatan kaki si Arie ha ha ha ha

Sementara si Arie sibuk dengan kakinya kita menyusuri pantai mencari kayu bakar untuk api unggun, untungnya banyak ranting-ranting kayu yang sengaja sudah disiapkan untuk api unggun. Sambil bersenda gurau di pinggir pantai menunggu matahari terbenam sekaligus menunggu kantin menyiapkan makan malam buat kita. Menunya : mie goreng, soto, atau nasi goreng. Nyammm lapar berat maklum sesiangan berguncang guncang di mobil main di tepi pantai. Ehhhh satu lagi sejak meninggalkan Bekol semua signal provider mati kecuali flexy. Sehingga mau tidak mau, teman-teman tidak memakai BB maupun HP dan menikmati waktu dengan ngobrol dan bersantai dipinggir pantai. Yah rasanya benar-benar di dunia lain bebas signal HP, sepi sekali disana, semuanya tenang dan damai bahkan waktu terasa berhenti disini karena setiap saya lihat jam tangan waktunya berputar lambat sekali.

Tidak terasa jam 19.00 pun tiba setelah makan malam dan mandi kita berkumpul dipinggir pantai dengan membeber tikar dan membawa makanan-makan kecil serta minuman untuk acara api unggun. Tidak lupa membawa sebotol Champagne untuk menghangatkan suasana ha ha ha ha (sayangnya jack daniel dan johny walkernya tidak bisa di bawa karena sudah ada yang pesan he he he he). Akhirnya kita kumpul dipinggir pantai sambil ngobrol, becanda, ketawa-ketawa mengelilingi api unggun. Untuk camilan kebetulan saya bawa marsmellow untuk dipanggang, dan ada yang membawa chicken nugget. Udara malam begitu segar apalagi bulan purnama sehingga tidak terlalu gelap, untuk menghangatkan badan kita juga menikmati Champagne yang saya bawa. Karena kebetulan yang berangkat adalah teman-teman akrab di Jember jadi suasananya begitu hidup becanda rame-rame saling ganggu. Sebagian mengobrol, sebagian main kartu dengan hukuman bermacam-macam, sebagian termasuk saya melamun melihat laut di waktu malam. Really miss someone that time he he he.


Keesokan paginya setelah sarapan pagi (nasi goreng yummy!!) kami memutuskan melakukan watersport yakni naik kano sepanjang pantai dan snorkeling di tengah laut. Untungnya pengelola taman nasional tersebut memiliki kano, peralatan snorkeling serta perlatan keselamatan yang memadai sehingga kami tidak khawatir tentang keselamatan. Ternyata ber kano itu susah-susah gampang terutama menjaga keseimbangan dan mengatur arah apalagi yang berbadan padat berotot seperti saya ini (ha ha ha ha) bosan ber kano ria, kami melanjutkan dengan snorkeling. Mengingat jarak snorkeling site yang lumayan jauh dari pantai sekitar kl 250 meter maka digunakan kapal model jukung membawa kami ke lokasi. Jukung tersebut hanya bisa memuat maksimal 10 orang incl pemandu dan pemilik kapal, so sisanya terpaksa ber kano menuju lokasi. Untung kondisi perairan pantai bama relatih tenang, berombak kecil dan tidak ada arus bawah laut yang terlalu kuat, sehingga cocok untuk dibuat snorkeling.

Lokasi snorkelingnya tampak aneh karena lautnya memiliki degradasi warna ada biru muda, biru tua dan turqoise padahal dengan jarak berdekatan. Menarik sekali pokoknya! Tidak sabar rasanya ingin segera menikmati keindahan, tidak terasa kapal yang membawa kami sampai ke snorkeling spot, kami disambut dengan laut yang berwarna turqoise dengan kedalaman kl 6 meter. Suhu air nya hangat dengan sinar matahari belum terik karena masih jam 9 pagi. Saat membenamkan masker ke air langsung nampak pemandangan koral dan batu karang serta ikan-ikan kecil bersliweran di bawah sana. Airnya begitu tenang dan jernih sehingga pemandangan koralnya kelihatan jelas. Ikan beraneka warna bermain diantara karang dan koral, ada bintang laut juga. Sayang tidak ada ikan-ikan besar karena menurut pemandunya belum musim ikan. Setelah kl 1jam bersnorkeling ria disana. akhirnya kami memutuskan kembali ke pantai, tetapi apa yang terjadi perahu nya keberatan!!!!


Akibat angin yang mulai kencang dan arus yang makin kuat akhirnya perahunya tidak kuat menampung sepuluh orang! Sementara jumlah kano yang terbatas serta pengendaliannya susah, setelah berbicara dengan pemandu perihal jarak dan kekuatan arus ke arah pantai, akhirnya saya memutuskan ke pantai dengan berenang. Bayangkan jarak 250 meter dari lokasi snorkeling ke pantai ditempuh dengan berenang. Nekat, walaupun saya rutin berenang seminggu sekali 1 jam penuh tanpa henti di kolam renang, namun keder juga karena ini laut, dengan ombak, arus serta angin. Nekat akhirnya saya berenang pelan-pelan, kl 10 menit berenang rasanya paru-paru mau meledak dan capai. Apalagi tenggorokan kering karena bernapas dengan snorkel, melihat pantai masih jauh, sementara kembali ke kapal juga jauh akhirnya saya beristirahat dulu mengumpulkan napas. Tak sadar arah berenang saya tidak ke pantai melainkan ke arah hutan bakau. OMG! Dengan susah payah melawan arus saya memperbaiki arah dan mulai berenang lagi emnuju pantai. Gaya katak, gaya bebas, sampai gaya dada sya praktekkan disana dengan harapan bisa cepat menuju pantai. Untungnya dibantu dengan fin dan baju khusus renang sehingga tidak ada hambatan di air. 30 menit diair pantai terasa masih jauh, tetapi untunglah saat melihat kebawah formasi rerumputan yang ada dipantai saat laut surut mulai muncul. Hal ini membuat saya makin mempercepat gerakan renang saya menuju pantai, tidak lama saya bisa menjejak ke pasir dipantai dan berjalan ke arah pantai.

Rasanya capek sekali, kaki sulit sekali melangkah karena berat, apalagi sempat minum air laut lumayan banyak. Tidak kuat akhirnya saya ambruk di pantai mengumpulkan tenaga. Dibelakang saya, dipepohonan dipantai ada 2 orang pacaran cuma melongo melihat saya tiba-tiba keluar dari air. Mungkin dia pikir dari mana ini orang, kok tiba-tiba ada disini padahal tuh temen-temennya masih dilaut he he he he tetapi saya cuek saja tiduran di pantai sambil menikmati ombak sambil beristirahat. Setelah kuat saya melangkah menuju tempat duduk-duduku di depan penginapan dimana disana ada teman-teman yang tidak snorkeling, Mereka heran setengah mati melihat kemunculan saya karena menyangka saya masih ada ditengah sana. Mereka hanya bisa berkata : Dari mana? Kok gak naik kapal? Saya menjawab: gara-gara kapalnya tidak kuat terpaksa berenang sendiri ke pantai. Bayangkan 250 meter di lautan, jujur saja rasanya mau mati, pada saat terombang ambing di tengah sana, benar-benar menakutkan, walaupun saya terlatih untuk renang dan menyelam tetap saja ini hal yang mengangkan. Tetapi sekaligus bangga atas pencapaian saya bisa berenang di laut terbuka dengan ombak dan arus bawah sejauh 250 meter, ini juga berkat latihan renang rutin saya selama ini.

Ternyata ditengah sana kondisi teman-teman lebih parah, banyak yang luka gara-gara berusaha naik ke atas kapal, ada yang kram kakinya, ada yang terpaksa berenang sambil berpegangan di badan kapal samapai kakinya hampir kena baling-baling dll. Sedangkan yang naik kano karena kebodohan sendiri tidak membawa dayung akhirnya terbawa arus sampai dekat kumpulan batu-batu 300 meter dr penginapan ha ha ha ha. Tetapi seru sekali hari ini, saat merapat kepantai kita tertawa terbahak-bahak mendengar cerita masing-masing.

Tidak terasa waktu telah menjelang siang dan saatnya kembali ke Kota Jember, kebetulan sekali yang menjemput saya naik wrangler. Mobil idaman saya nie pikir saya, cocok sekali digunakan dimedan seperti ini. So kesempatan buat saya dan teman-teman berfoto-foto ria di savana Africa van java dan di mobil wrangler (he he he aji mumpung)




Akhirnya setelah menempuh kl 3 jam perjalanan santai akhirnya sampai juga ke kota Jember, setibanya di kos-kosan saya mandi dan langsung tepar karena kecapekan. What a day, tired but full adventure.


Kamis, 14 Juni 2012

Taman Nasional Baluran - Africa Van Java

Terletak di jalan trans Banyuwangi-Surabaya, tepatnya di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Taman Nasional (TN) Baluran dapat ditempuh 30 menit (27 Km) dari Ketapang, Banyuwangi; dan 6 jam (265 Km) dari Surabaya, sedangkan kalau dari jember dapat ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan melewati kota Bondowoso dan Situbondo. Untuk sarana transportasi relatif mudah karena Taman Nasional Baluran terletak di pinggir jalan raya Trans Banyuwangi, kalau dari Surabaya cukup naik bis ke arah Banyuwangi atau Denpasar, juga dapat ditempuh dengan mobil atau bahkan sepeda motor.


Pintu masuk ke Taman Nasional Baluran ini mudah dikenali, untuk masuk ke dalam taman nasional dikenakan biaya Rp. 2.500,- per pengunjung kalau naik kendaraan roda empat dikenakan biaya kendaraan Rp. 6.000,-. Savana Bekol ditempuh dengan jarak 12 Km dari pintu masuk Batangan. Selama perjalanan menuju Bekol, pengunjung dapat menikmati keindahan Evergreen Forest, yang hijau sepanjang tahun.Bahkan pengunjung juga dapat menemui satwa liar seperti rusa, kijang, ayam hutan berjalan menyeberang jalur Batangan-Bekol maupun di pinggir jalan.  Bekol memiliki daya tarik berupa hamparan savana yang luas. Bekol inilah yang dijuluki Africa van Java. Lokasi ini ideal untuk menikmati atraksi satwa seperti rusa, banteng, kerbau liar, kijang, ajag, lutung, monyet ekor panjang dan aneka jenis burung. Keanekaragaman jenis burung di savana Bekol cukup tinggi, diantaranya adalah merbah cerukcuk, kutilang, tekukur, srigunting, cabe jawa, ayam hutan hijau dan merah, merak hijau, kapinis, cekakak, cipoh, pergam, bondol, layang-layang dan lain-lain. Sayangnya pada saat saya kesana hanya menemui merak, ayam hutan, monyet dan rusa, sedangkan satwa yang terkenal seperti banteng tidak ada, menurut informasi petugas taman karena masih musim penghujan di dalam hutan masih banyak kubangan-kubangan air sehingga mereka berdiam disana.

Sarana dan prasarana yang ada di sekitar objek wisata ini tergolong baik walaupun agak kurang terawat, diantaranya menara pengintai, pesanggrahan, mushola, wc, wisma tamu, wisma peneliti serta kantin. Kekhasan dari Bekol yakni adanya menara pengintai untuk menikmati keindahan lanskap penyusun TN Baluran yang dimulai dari pantai, hutan mangrove, hutan pantai, savana, evergreen forest, hutan musim sampai panorama Gunung Baluran. Selain itu dari menara pengintai juga dapat menikmati sunrise di Pantai Bama dan sunset di Gunung Baluran. Di pos pengamatan ini banyak ditemui kera-kera yang lumayan jinak namun penjunjung tetap harus berhati-hati karena sering merebut makanan dari pengunjung maupun dari dalam kendaraan.

Puas menikmati Bekol, pengunjung dapat melanjutkan ke pantai Bama, yang hanya berjarak 3 Km. Pantai Bama menawarkan alternatif pilihan, disini matahari terbit (sunrise-nya) pulau Jawa dapat disaksikan keindahannya. Keindahan Pantai Bama dan sekitarnya yang relatif masih bersih dari limbah; serta terumbu karang dan ikan hias menjadi daya tarik bagi pengunjung yang suka berenang, snorkeling, dan menyelam. Pantai Bama dikelilingi oleh hutan mangrove yang memiliki jenis flora seperti Rhizophora muncronata, Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba.


Satwa liar yang dapat ditemukan diantaranya adalah monyet ekor panjang, lutung, bajing, kalong, biawak, rusa, kucing hutan, jelarang, tupai; dan berbagai jenis burung yaitu cekakak sungai, tekukur, pergam, cipoh, julang emas, kangkareng, elang ular, kuntul kerbau, wiwik, cinenen jawa, perenjak, merbah cerukcuk dan trinil karang. Sepanjang perjalanan menuju Bama terlihat flora dan fauna di kanan dan kiri jalan baik di savana maupun hutan pantai. Sarana dan prasarana yang ada di sekitar objek wisata ini tergolong baik walaupun kurang terawat, diantaranya pesanggrahan, mushola, wc, kantin, serta sarana outbond.